Pages

Buscar

Kamis, 22 Agustus 2013

Artikel Liburan :)


KEMACETAN = DEMOKRASI ?
Indonesia merupakan negara yang meduduki peringkat ke 4 sebagai negara terpadat penduduknya di dunia. berdasarkan hasil sensus tahun 2010 yang di umumkan pada bulan Angustus 2010 oleh publikasi BPS jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 237.556.363 orang ,yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen per tahun. Kepadatan penduduk ini merupakan salah satu dari timbulnya kemacetan lalu lintas saat ini, Kemacetan itu sendiri adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk. namun kemacetan tidak serta merta disebabkan hanya karena kepadatan penduduk, melainkan ada beberapa penyebabnya yaitu;
         Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan
   Terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,
         Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan
         Ada perbaikan jalan,
         Bagian jalan tertentu yang longsor,
         Kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi isyarat    sirene   tsunami.
       Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, seperti : berjalan lambat di lajur kanan dan sebagainya.
         Adanya parkir liar dari sebuah kegiatan.
     Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut.
         Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas
           
            Kemacetan lalu lintas bak penyakit kronis yang tak kunjung sembuh yang menjadi permasalahan sehari-hari di kota-kota besar seperti Jakarta, Balikpapan, Surabaya, Bandung, Medan dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Dan bahkan Samarinda ibukota dari Kalimantan Timur pun sekarang mulai sering terjadi kemacetan. Dari beberapa penyebab kemacetan di atas bisa kita ketahui bahwa banyak sekali penyebab kemacetan lalu lintas. Namun terlepas dari itu sebenarnya penyebab utama adalah karakter. Dan yang harus kita miliki, bukan karakter buruk melainkan karakter yang baik. Mengapa saya katakan karakter? Itu karena, penyebab sebenarnya kemacetan adalah dari dampak miskinnya karakter bangsa saat ini. Di zaman milenium ini semua orang ingin bergerak cepat, semua kegiatan selalu berkejar-kejaran dengan waktu, namun apa yang terjadi jika lalu lintas saja macet, bukan cepat justru malah lambat. padahal untuk menjadi negara maju kita juga harus cepat. Karakter, ya, saat ini hampir  semua orang menggunakan kendaraan mobil pribadi. Egoisme,keserakahan,mementingkan diri sendiri itu lah penyakit utama penyebab kemacetan saat ini. Padahal bayangkan saja jika semua orang menggunakan mobil pribadi masing-masing satu orang_satu mobil dengan melihat banyaknya masyarakat yang mempunyai mobil pribadi, jika satu keluarga ada 8 orang bayangkan jika misalnya 6 dari 8 keluarga itu menggunakan kendaraan mobil sendiri-sendiri pasti akan menyebabkan peluapan kendaraan di ruas jalan raya. Andaikan saja jika semua orang mempunyai kesadaran tinggi untuk tidak egois menggunakan jalan pasti  akan terhidar dari kemacetan. Selain itu keserakahan pengguna jalan saat ini seperti  meyerobot jalur yang bukan jalurnya.
Ketidakdisiplinan, mementingkan diri sendiri seperti parkir liar,menyerobot lampu merah,pasar tumpah dan sebagainya seperti yang sudah dipaparkan diatas, ini juga merupakan beberapa dari banyaknya penyebab kemacetan yang harus cepat ditangani. Di hari libur seperti bulan Ramadhan dan idul fitri ini kemacetan pun meningkat karena banyaknya orang yang mudik dari satu kota ke kota yang lain, banyaknya orang berbondong-bondong memenuhi jalan raya untuk pergi berbelanja kebutuhan lebaran. Kemacetan sungguh sangat merugikan semua orang,kalau dulu kemacetan hanya terjadi ketika liburan tiba kini kemacetan bak pemandangan tak sedap di jalan raya.
Kemacetan ini bagaikan demokrasi. Mengapa, karena dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat karena penyebabnya dari rakyat dan pasti akan kembali dampaknya ke rakyat itu sendiri. Jadi, kesadaran diri pribadi untuk tertib dan tidak egois dalam menggunakan jalan raya merupakan solusi sederhana yang ampuh. Kita bersama-sama untuk mengecamkan dalam pikiran kita bahwa kemacetan ini dari kita dan dambakya pasti akan ke kita, agar kita bisa lebih menghargai dan peduli untuk memberantas masalah kemacetan ini. Dan untuk para pemimpin berwenang dapat menerapkan beberapa strategi jitu yaitu kita dapat mencontoh negara lain seperti pembatasan penggunaan kendaraan pribadi. Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:
       Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
     Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
         Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.

Memang ekstrim namun mau bagaimana lagi. Permasalahan kemacetan ini memang harus ditangani cepat karena menimbulkan kerugian-kerugian bagi negara dan masyarakat yaitu;
         Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah
         Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah,
       Kehausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi,
       Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin    tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,
           Meningkatkan stress pengguna jalan,
   Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam    menjalankan tugasnya.
Dari beberapa kerugian diatas sudah memberikan pertimbangan bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap permasalahan kemacetan ini, jangan hanya menuntut kepada pemerintah dan mengatakan pemerintah gagal dalam menyejahterakan rakyat karena gagal mengatasi masalah kemacetan ini. kasihan para pemimpin kita jika terus-terusan kita tekan untuk menyelesaikan masalah kita yang kita buat sendiri dan kurang sadar terhadap kepentingan bersama terus terusan egoisme yang berjalan. bayangkan saja jika kita berada pada posisi pemimpin kita, apakah kita bisa menyelesaikan masalah ini jika kita saja begini? kasihan para pemimpi kita. tidak hanya masalah kemacetan yang mereka tangani banyak sekali masalah negara kita ini, maka dari itu cobalah untuk menghargai sesama untuk menciptakan ketertiban lalu lintas dengan mengurangi menggunakan mobil pribadi sendiri-sendiri, tertib dalam berlalu lintas. Jika ingin menghilangkan masalah kemacetan. Agar kemacetan tidak seperti demokrasi lagi.


Tidak ada komentar: